Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)

Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) merupakan bagian dari MCU (Marvel Cinematic Universe) dengan mengambil latar belakang setelah segala kejadian di Serial Wanda Vision dan Avengers: Endgame (2019). Seperti biasa, film-film MCU memang saling berhubungan tapi masing-masing film mampu berdiri sendiri. Tak terkecuali film Doctor Strange yang kedua inipun mampu berdiri sendiri. Tapi akan lebih seru kalau kita sudah menonton beberapa film MCU sebelumnya. Saya rasa keterkaitan inilah yang membuat MCU spesial.

Sebagai pengantar, Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) sempat gugur ketika Thanos (Josh Brolin) datang menyerang. Ia pun sempat tewas selama 5 tahun, sebelum The Avangers yang tersisa mampu mengalahkan Thanos. Hampir semua mahluk hidup yanv Thanos bunuh, berhasil hidup kembali, meskipun mereka harus kehilangan 5 tahun kehidupan mereka.

Setelah 5 tahun, banyak yang berubah. Ketika Doctor Strange kembali, ia harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya akan menikahi laki-laki lain. Selain itu, gelar Strange sebagai Sorcerer Supreme sudah digantikan oleh orang lain. Saya pikir ini akan menjadi topik utama film ini. Oh ternyata saya salah. Doctor Strange harus berbagi peranan dengan tokoh lain, Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen).

Loh bukankah Wanda sudah memiliki film sendiri? Serial Wanda Vision ternyata kurang cukup bagi Wanda. Pada Serial Wanda Vision, Wanda atau Scarlet Witch berpapasan dengan buku Darkhold. Buku terkutuk ini menggoda Wanda untuk kembali melakukan kesalahan yang sama seperti yang Wanda lakukan pada Serial Wanda Vision. Ia menginginkan sebuah keluarga, lengkap dengan anak-anak yang mencintainya. Hanya saja, kali ini Wanda melakukannya dengan lebih ekstrim.

Pada Avengers Infinity War (2018) dan Avengers: Age of Ultron (2015), Wanda harus kehilangan kekasih dan saudara kembarnya. Ia sendirian dan kesepian. Melalui mimpi, Wanda sering kali memimpikan bahwa ia memiliki 2 anak laki-laki yang mencintainya. Pada dunia MCU, mimpi adalah jendela menuju dunia paralel. Melalui mimpi, kita dapat mengintip kehidupan kita di dunia paralel lainnya. Jadi terdapat banyak sekali Wanda di dunia paralel lain, yang hidup berkeluarga dan memiliki anak. Namun, bagaimana cara Wanda pergi ke dunia paralel lain demi mencari kebahagiaan? Menggunakan sihir kegelapan dari buku Darkhold?

Hal inilah yang memicu berbagai kekacauan di dalam berbagai dunia paralel. Strange harus melompat dari satu dunia paralel ke dunia paralel lainnya untuk menghentikan Wanda. Di sini saya tidak dapat menebak mau dibawa kemana arah film ini. Saya mengenal Wanda sebagai karakter yang baik. Sebagai penonton film-film MCU sebelumnya, agak sulit bagi saya untuk menempatkan Wanda sebagai karakter antagonis. Strange dan Wanda adalah bagian dari The Avengers yang berkali-kali menyelamatkan semesta. Segala sesuatu yang Wanda perbuat pun memiliki berbagai kesedihan di dalamnya.

Tidak ada karakter yang mutlak jahat pada Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022). Terdapat Wanda yang masih berpikiran jernih di dunia paralel lainnya. Terdapat pula Doctor Strange yang sesat pada dunia paralel lainnya, karena berbagai alasan yang baik. Doctor Strange memang memiliki kecenderungan untuk menabrak aturan dan melakukan pengorbanan. Sayangnya ia sering kali terlalu berani mengambil resiko. Bahkan terkadang ia berani mengorbankan orang lain demi sesuatu yang ia anggap lebih besar. Semua dapat terlihat dari berbagai versi Doctor Strange di dunia paralel lainnya.

Film inipun membuka jalur kesinambungan baru antara MCU dengan film-film superhero Marvel yang lahir sebelum Konsep MCU digaungkan pada 2011. Semakin banyak kemungkinan yang menarik untuk diikuti. Jadi, Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) memang menyelam lebih dalam lagi dalam membahas berbagai dunia paralel.

Tak lupa, unsur horor berhasil disisipkan dengan halus pada film ini. Saya sangat suka dengan keberadaannya. Apalagi horornya tidak hadir dengan dentuman suara musik yang mengagetkan.

Meskipun karakter Doctor Strange harus berbagai spotlight dengan Wanda pada film ini, Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) tetap layak untuk diacungi jempol. Film ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Beberapa teman saya membandingkan film ini dengan Everything Everywhere at Once (2022). Sekilas memang sama-sama membahas mengenai dunia paralel atau multiverse. Sama-sama memiliki karakter antagonis yang tidak mutlak jahat. Namun konsepnya agak berbeda. Bagi saya pribadi, Everything Everywhere at Once (2022) bukanlah film untuk saya. Saya masih jauh menyukai Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) dibandingkan Everything Everywhere at Once (2022).

Sumber: http://www.marvel.com

Serial WandaVision

Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) & Vision (Paul Bettany) merupakan karakter superhero Marvel Comics yang tidak terlalu dominan dan belum memiliki film solo. Yah paling tidak hal tersebut benar adanya sampai tahun 2021. Pada tahun inilah keduanya memiliki film seri sendiri melalui Serial WandaVision.

Kedua karakter ini pertama kali hadir pada Avengers: Age of Ultron (2015). Wanda adalah mutant dengan kekuatan seperti seorang penyihir. Pada Avengers: Age of Ultron (2015), Wanda kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki, yaitu Quicksilver atau Pietro Maximoff. Sementara itu Vision lahir dari perpaduan antara komputer jenius ciptaan Tony Stark dan Mind Stone. Kedua tidak terlihat saling mengenal pada film kedua Avengers tersebut.

Kemudian pada Avengers Infinity Wars (2018) & Avengers: Endgame (2019), Wanda dan Vision hadir sebagai sepasang kekasih. Mind Stone yang membuat Vision dapat hidup, merupakan bagian dari Infinity Stone yang diburu Thanos. Maka dapat ditebak, pada akhirnya Wanda harus kehilangan lagi, orang yang ia kasihi. Hanya saja, saya sebagai penonton tidak terlalu sedih. Kenapa? Kisah cinta Wanda dan Vision terlihat mendadak dan .. yah mereka berdua memang kalah pamor dibandingkan superhero lain yang sudah punya nama besar. Saya sendiri pada awalnya tidak terlalu antusias dengan WandaVision. Saya jauh lebih antusias ketika menonton film layar lebarnya Avengers :).

Well, Avengers: Age of Ultron (2015), Avengers Infinity Wars (2018) & Avengers: Endgame (2019) memang dapat dijadikan sebagai pengantar sebelum menonton WandaVision. Penonton akan merasa lebih nyaman apabila sudah menontonnya terlebih dahulu. Tapi saya rasa itu tidak wajib kok. Film seri WandaVision memang mengambil cuplikan dari film-film Marvel lainnya untuk menjelaskan beberapa hal. Semuanya dilakukan dengan sangat jelas. Jadi tidak perlu khawatir akan kebingungan ketika menonton serial ini.

Kalaupun bingung, pastilah bukan bingung mencari keterkaitan dengan film Marvel lainnya. Serial WandaVision memang disajikan dengan agak unik. Film seri ini disajikan dengan berbagai format yang berbeda. Beberapa diantaranya, WandaVision seolah-olah seperti film komedi situasi lawas. Semua lengkap dengan efek tertawa penonton, setting latar belakang 1 arah dan lain-lain. Setiap episode dari WandaVision, tetdapat sesuatu yang berbeda. Baik dari format dan visual, maupun dari segi cerita. Sesuatu yang jenius dari Marvel Studio.

Entah bagaimana, Wanda dan Vision hidup damai di Kota Westview. Merekan bahkan akhirnya memiliki 2 anak laki-laki. Tak lupa Pietro tiba-tiba kembali hidup dengan wajah yang berbeda. Semua dibungkus dengan gaya komedi situasi Amerika tempo dulu seperti I Love Lucy, Leave It to Beaver, The Honeymooners, The Dick Van Dyke Show, Growing Pains, The Cosby Show dan lain-lain.

Kemudian, perlahan, terkuak keanehan dan misteri pada kehidupan Wanda dan Vision tersebut. Semuanya terus memuncak sampai hadir tokoh-tokoh Marvel lainnya yang menunjukkan bahwa serial ini tetap berada di dalam MCU (Marvel Cinematic Universe). Pada akhirnya semua tetap dapat berhubungan dengan film-film Marvel lainnya. Hal ini berhasil membuat saya terpaku untuk terus menonton episode demi episode tanpa merasa kebosanan. Apalagi terdapat adegan aksi yang tak kalah dengan film layar lebar karakter superhero lainnya. Semuanya tertata rapi dengan kualitas yang tidak murahan.

Teknik penceritaan yang unik ditambah dengan cerita dan adegan aksi yang keren, tentunya membuat WandaVision semakin layak untuk ditonton. Serial ini layal untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sampai saat saya menulis tulisanya ini, WandaVision berhasil menjadi serial terbaik yang saya tonton di awal tahun 2021 ini.

Sumber: http://www.marvel.com