Perilaku Menyebalkan di Dalam Mikrolet

Mikrolet1

Selama mondar mandir naik Mikrolet di Jakarta, pastilah ada polah orang-orang sekitar kita yang disengaja atau tanpa disengaja menyebalkan. Saya sendiri masih jauh dari sempurna, jadi pastilah saya pernah juga melakulan perilaku yang menyebalkan bagi penumpang lain di Mikrolet. Yaaaa namanya juga naik angkutan umum, bersiaplah untuk berebut dan bersempit-ria. Toleransi dan teposeliro seharusnya tetap diamalkan, namun kadang rasa lelah dan penat meluruhkan segalanya.

Mikrolet2

Berikut perilaku menyebalkan dari orang-orang di sekitar saya yang pernah saya temui selama saya naik Mikrolet di ibukota yang macet terus jalanannya:

  • Penumpang yang doyan bertapa duduk di dekat pintu masuk padahal di bagian dalam Mikrolet tempat duduknya masih relatif kosong. Kalau diminta duduk di dalam saja, penumpang tersebut langsung berkata “deket bang”. Dalam hati saya hanya dapat menjawab “iye deket toilet sampeyan, iye deket kasur sampeyan” :P. Deket atau dekat bagi setiap orang memang berbeda, tapi entah kenapa sebagian besar penumpang yang berkata seperti itu biasanya malah agak jauh turunnya. Contoh kejadiannya baru saya alami ketika sedang naik Mikrolet 44 beberapa hari yang lalu di Kampung Melayu menuju daerah Menteng Pulo, ada penumpang berpakaian putih bertuliskan PLN Pintar (mboh ya itu orang kerja di PLN atau tidak, mungkin hanya fans beratnya PLN saja). Karena dannya lumayan besar dan bagian dalam Mikrolet masih agak kosong, maka penumpang tersebut diminta masuk duduk di dalam saja, jangan menghalangi orang lain yang akan masuk atau keluar Mikrolet. Penumpang berbaju putih tersebut dengan cepat menjawab “dekat, pa”. Dari Kampung Melayu sampai fly over Saharjo, sudah ada 2 penumpang yang turun duluan padahal mereka tidak bilang-bilang bahwa tempat dimana mereka akan turun itu lokasinya dekat loooh. Sampai saya turun di daerah Menteng Pulo pun, mas-mas berbaju putih itu belum juga turun. Hhhmmmmm, apanya yang dekat ya?? Tindakan yang kurang cerdas? Mungkin. Tingkah orang egois? Ya! Saya sendiri susah ketika akan keluar dari Mikrolet, apa jangan-jangan ini modus copet yaaaa *parno*.
  • Penumpang atau Supir yang merokok di dalam Mikrolet. Plisss deh itu Mikrolet bukan milik pribadi, jadi hargailah orang lain di dalam Mikrolet. Biasanya ada penumpang lain yang menegur. Sepanjang pengalaman saya, kalau yang merokok itu orang yang masih muda, dia biasanya tahu diri dan tidak enak sendiri sambil mematikan rokoknya ketika ditegur penumpang lain. Nah kalau yang merokok itu orang yang agak berumur, biasanya ketika ditegur, beliau malah cuek atau bahkan menghardik penumpang lain yang menegurnya. Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan bung!
  • Penumpang yang main HP atau smartphone tapi posisi sikutnya mengganggu penumpang di sebelahnya. Terus terang saya sering menulis isi blog aliefworkshop ini lewat smartphone saya di dalam Mikrolet, tapi rasanya saya dapat memposisikan sikut saya agar tidak mengenai atau menindih bahu penumpang lain. Saya sendiri sering bertemu dengan mba-mba yang berperilaku seperti ini ketika berangkat ke kantor, tempat dia naik Mikrolet dan tujuan akhirnya sama dengan saya. Bah! Ogah deh duduk di sampingnya, pegal bahu saya terkena sikutnya. Maen HP sih maen HP, tapi mbo ya lihat kanan dan kiri, jangan udik ahhh :P.
  • Penumpang wanita yang duduknya miring seperti sakit ambeyen atau ada bisul di bokongnya :P. Andaikan Mikrolet dalam keadaan sepi ya oklah duduk miring, tapi kalau sudah mulai padat ya jangan begitulah :).

Mikrolet3

  • Penumpang yang tidur sambil nyenderkan badan ke penumpang sebelahnya :@. Secara tidak sadar, saya juga pernah melakukan perilaku menyebalkan ini, tapi begitu saya merasakan menjadi penumpang yang disender, huffff, jangan lagi deh. Apalagi kalau menyendernya sambil ngorok dan ngences, wew :(. Daripada ketiduran di Mikrolet, saya lebih memilih mengisi blog aliefworkshop ini di dalam Mikrolet, daripada bosan melihat jalanan macet.
  • Penumpang yang bernyanyi dan bersenandung sendiri di dalam Mikrolet, mending kalau suaranya enak :P. Jarang saya pertemu penumpang unik seperti ini.
  • Penumpang dan sopir yang hobi marah-marah. Saya tau anda stres, tapi tak usah lebay memaki-maki, saya yang sedang duduk manis sambil menulis isi blog aliefworshop di dalam Mikrolet pun sedikit terganggu. Sukur-sukur kalau orang yang marah itu benar, lha ini salah kok. Sopir Mikrolet seringnya marah-marah kalau tidak dikasih jalan oleh mobil pribadi atau motor, lha dia juga nyupirnya serobot sana serobot sini, tidak tertib, jadi ya pantaslah kalau pengguna jalan yang lain tidak mau kasih dia jalan. Tidak hanya sopir, beberapa hari terakhir ini saya kadang bertemu seorang penumpang yang marah-marah ada orang lain mengklakson Mikrolet yang ia naiki. Untungnya, penumpang unik ini hanya marah-marah kepada orang yang berada di luar Mikrolet, penumpang lain yang di dalam Mikrolet tidak kena marah :).
  • Supir yang menentukan rute jalan seenak perut. Suatu angkutan umum sudah pasti memiliki rute yang wajib dilewati, namun bagaimana kalau rutenya berubah tidak sesuai aturan? Atau mungkinkah aturannya yang tidak jelas? Yang pasti penumpang yang rugi kan. Contoh ilustrasinya adalah misalkan Mikrolet 44 dari Kampung Melayu sampai Karet seharusnya melewati Stasiun Tebet, Pal Batu, Sampoerna dan seterusnya, tapi si sopir dengan seenaknya menentukan bahwa Mikrolet yang ia kemudikan dari Kampung Melayu hanya sampai pos polisi dekat Mal Ambassador saja, tidak sampai Karet. Selain itu si supir juga tidak mau lewat depan Stasiun Tebet, maunya lewat atas (fly over). Berhubung Mikrolet M44 itu melewati daerah padat penumpang, Mikrolet dengan rute seperti itupun tetap akan penuh dipadati penumpang. Nah pertanyaannya adalah apakah contoh ilustrasi saya ini adalah kisah nyata atau hanya contoh ilustrasi saja? Orang yang setiap hari naik Mikrolet M44 pasti tahu jawabnya :P.
  • Supir yang menurunkan penumpang tidak di lokasi tujuan penumpang. Maksudnya, si supir Mikrolet dari titik A ke titik B, ingin memutar arah dan tidak melanjutkan perjalanan ke titik B. Lha bagaimana nasib penumpangnya? Yaaa disuruh turun, biasanya sih diminta oper ke Mikrolet lain yang ada di belakang, dicarikan oleh si supir. Nah yang paling menyebalkan adalah supir yang tidak tanggung jawab, penumpang diminta turun dan cari sendiri Mikrolet lain, si supir langsung putar arah tanpa basa basi, paling alasannya sewa/penumpang sepi, halahhhh pret banget deh :(.
  • Pengamen yang mengamennya separuh maksa, mengaku pengamen tapi kelakuannya seperti tukang palak atau rampok. Biasanya bertato, bertindik dan menggunakan pakaian yang dekil dan bau, ceritanya sih supaya nyeremin dan bisa mengintimidasi penumpang. Nanyiannya juga kurang enak, pada lagu yang dinyanyikan biasanya ada kata-kata miskin, kaya, pelit, todong, sombong. Kalau para penumpang tidak ada yang memberi, biasanya si pengamen menghardik dengan kata-kata kasar yang kurang elok didengar. Weehh, saya paling ogah memberikan uang untuk pengamen sampah seperti itu. Mending peluk barang bawaan sambil merem-merem kucing sajalah daripada emosi saya terpancing :@. Andaikan si pengamen mengamen dengan suara yang bagus dan lantunan lagu yang lumayan ok, saya mungkin akan memberi sejumlah uang dengan ikhlas kok :).
  • Penumpang yang sok tahu. Kadang, ada penumpang yang lupa atau tidak tahu jalan. Penumpang tersebut kadang bertanya kepada penumpang lain yang duduk tak jauh darinya. Andaikan saya yang ditanya, saya pribadi akan menjawab apa adanya, kalau tahu yaa saya beritahu, kalau tidak tahu yaaa saya jawab kurang tahu dan akan saya rekomendasikan untuk bertanya kepada supir, kenek, calo/timer Mikrolet atau polisi. Sayangnya, ada penumpang-penumpang yang kalau ditanya langsung menjawab serasa dia tahu betul jawabannya. Kasihan kan, anak orang kok dibuat nyasar, menolong ya menolong tapi perilaku ini tidaklah menolong, tapi menyesatkan.
  • Penumpang gadungan. Buat apa jadi penumpang gadungan? Supaya ada penumpang asli bersedia masuk ke dalam Mikrolet tersebut. Jadi ada beberapa orang duduk di dalan Mikrolet, namun setelah Mikrolet tersebut separuh penuh, penumpang gadungan tersebut turun, beuhhh gondok betul melihatnya. Hal ini dilakukan karena banyak penumpang, termasuk saya sendiri, lebih memilih menunggu Mikrolet yang jalan melintas dibandingkan naik Mikrolet yang sedang diam menanti penumpang dan dalam keadaan kosong, apalagi kalau di daerah sepi dan di waktu yang sepi penumpang juga, mau kapan berangkatnya tuh? :(.

Hal-hal di atas adalah sedikit kekesalan yang saya alami selama saya naik Mikrolet yang mungil, bukan bus besar seperti patas atau Metromini. Mungkin keadaannya agak berbeda kalau di kendaraan umum yang agak besar. Yaaah mungkin lain kali saya akan menulis perilaku menyebalkan di dalam bus besar hehehehe.

5 thoughts on “Perilaku Menyebalkan di Dalam Mikrolet

  1. Wahaha pengalamannya banyak amat mas, udah lama naik angkot ya?
    Aku juga udah 2 tahun naik bus umum pp naik Surabaya-Bnyuwangi, untung tak ada hal yang berarti yang menggangguku sih.
    Tapi emang bener ini angkutan umum, jalan umum, orang lain juga make, ya kita mau tidak mau harus menempatkan diri agar tidak merugikan orang lain.

    Suka

    • Iya mas. Saya sejak SD sudah naik angkotnya Jakarta, Mikrolet. Kadang kita lupa dengan orang lain, entah krn sedang kesal atau BT. Wah Banyuwangi ya? Saya pernah ke Banyuwangi, mau nyebrang ke Bali dengan rombongan teman2 kuliah 🙂

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s