Nama Hermamn atau Arminius bisa jadi terasa asing bagi saya. Namun nama ini ternyata sudah menjadi legenda di Eropa sana, terutama di Jerman. Patung Arminius dapat ditemukan di hutan Teuteburg, Jerman. Hutan tersebut memang menjadi salah satu saksi kemampuan tempur Arminus dalam mengalahlan lawan-lawannya. Ia pun berperan besar dalam berbagai pertempuran lain di tengah-tengah masa keemasan Romawi.
Pada saat itu, belum ada negara Jerman. Beberapa wilayah Jerman dapat dikatakan disebut sebagai wilayah Germania. Suku-sukh yang ada di sana disebut Barbarian atau Barbaren. Semua karena mereka masih terpecah-pecah dan belum memiliki peralatan tempur yang mumpuni. Berbeda jauh dengan Romawi yang sudah memilki peralatan tempur lengkap dengan formasi tempur yang terbaik pada masanya.
Inilah dia latar belakang fim seri Barbarians atau Barbaren. Film berbahasa Jerman ini mengisahkan kondisi di saat Romawi menguasai wilayah Germania. Pergolakan tentunya terus terjadi, terutama ketika Romawi menguasai dengan cara yang kejam. Suku-suku yang hidup di Germania hidup dibawah tekanan.
Arminius (Laurence Rupp) dikirim ke Germania sebagai salah satu komandan Romawi. Uniknya, Arminius bukan keturunan asli Romawi. Ia adalah anak salah satu kepala suku Germania yang diserahkan kepada Romawi. Dulu, penyerahan Arminius merupakan simbol perdamaian dari para kepala suku. Ternyata, dibalik itu, Romawi memiliki rencana besar bagi Arminius.
Romawi melatih Arminius sehingga ia berhasil menjadi prajurit Romawi yang kompeten. Keahlian Arminius menjadikannya sebagai salah satu komandan di dalam militer Romawi. Melihat penindasan Romawi terhadap para penduduk asli Germania perlahan membuat Arminius berubah. Meskipun dibesarkan oleh Romawi sejak kecil, penduduk Germania tetaplah saudara bagi Arminius. Di sisi lain, Romawi terus memberikan penghargaan yang besar setiap Arminius menyelesaikan misinya. Ia bahkan menjadi calon kesatria Romawi, sebuah gelar yang ia dambakan sejak kecil. Selanjutnya, Arminius berperan besar sebagai pemimpin pada beberapa perang antara Romawi dan pemberontak Germania.
Karena dibuat berdasarkan sejarah, maka kurang lebih jalan cerita dan akhir dari Barbarian dapat ditebak. Semua dicatat sejarah. Hanya saja, Barbarian ternyata tidak 100% dibuat mengukuti sejarah. Banyak hal yang ditambahkan sebagai bumbu-bumbu agar ceritanya menarik. Sayangnya, saya tidak terlalu suka dengan bumbu-bumbu ini. Bahkan ada 1 karakter utama yang ternyata karakter karangan demi mendukung sebuah drama cinta segitiga.
Beruntung jalan cerita utamanya tetap menarik untuk ditonton. Terdapat penghianatan dimana-mana. Suku-suku barbarian memang tidak bersatu dan memiliki banyak agenda. Setiap suku atau pemimpin suku dapat memindahkan dukungannya kapan saja mereka mau. Di dalam Romawi pun terdapat beberapa keturunan bangsa Germania yang bisa saja berbalik menghianati Romawi.
Selain itu adegan pertempurannya pun melibatkan strategi perang. Jadi bukan hanya baku hantam saja. Namun ada beberapa adegan sadis yang tidak cocok bagi anak-anak. Ini memang bukan film anak-anak.
Kisah konflik di Germania ini memiliki kisah yang menarik dengan adegan aksi yang cerdas. Serial Barbarians sudah sepantasnya untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”.
Sumber: gaumonttelevision.com