
Setelah melalui persiapan seperti pernah saya tulis pada Persiapan Wisata Singapura 2016Â dan Ringkasan Objek Wisata Singapura, akhirnya saya dan keluarga kecil saya berangkat menuju Singapura dengan menggunakan Garuda dari Bandara Soekarno Hatta Terminal sekitar pukul 6 pagi. Terbang bersama Garuda dengan tiket diskonan Travel Fair terasa nyaman. Jarak antar kursinya luas dan dapat makanan, yaah lumayanlah bisa mengganjal perut kami yang sebenarnya sudah sarapan pizza di dalam taksi menuju bandara hehehe. Kalau dilihat di itenari kami, makan siang kami sepertinya akan telat, diatas jam 12, jadi makanan yang kami peroleh di pesawat ini sangat berguna ;).
Kami tiba di Bandara Changi sekitar pukul 9 pagi. Setibanya di sana, kami langsung mengurus imigrasi. Untuk pemegang passport negara anggota ASEAN seperti Indonesia, tidak perlu datang menggunakan VISA. Langsung saja ke bagian imigrasi dengan membawa form imigrasi yang sudah diisi (dibagikan di pesawat atau tersedia di Changi) dan passport, gampang kok, tidak berteletele, langsung lolos :).

Setelah imigrasi, mau apalagi? Kami tidak langsung mengambil koper yang disimpan di bagasi pesawat, tapi kami langsung wisata Changi hehehehe. Di dalam area bandara ini terdapat taman-taman lho. Kami pergi ke taman kupu-kupu dan taman bunga matahari yang lumayan bagus, bersih dan terawat. Pada saat itu, Bandara Changi dihiasi pula oleh taman-taman kecil yang dihiasi oleh burung-burung berwarna ungu. Ada apa ya ini? Oh ternyata hiasan tersebut dibuat untuk memperingati hari raya Diwali, hari raya umat Hindu yang asing di telinga saya karena di Indonesia sendiri hari raya tersebut tidak dirayakan seheboh ini. Ketika berkeliling menuju taman-taman tersebut saya melihat berbagai fasilitas gratisan Bandara Changi mulai dari kursi pijat, internet, mini cinema, sampai video games. Lengkap sekali yaaa, Soekarno Hatta masih kalah jauh.



Setelah selesai berkeliling, kami pergi ke tempat pengambilan bagasi. Barang bawaan kami tidak hilang, masih utuh, hanya saja pengambilannya dilakukan di loket khusus karena pesawat kami sudah lama mendaratnya. Dengan mengikuti petunjuk jalan yang terlihat jelas, kami pergi menuju loket LRT/MRT yang berada di area Bandara. Di sana kami mengisi ulang kartu EZ-Link yang kami pinjam dari sepupu istri saya. Seperti e-money, jadi kuota EZ-Link yang saya beli akan berkurang setiap digunakan. Sebenarnya ada opsi lain yang dapat digunakan untuk membayar biaya penggunaan LRT/MRT di Singapura selain dengan EZ-Link. Singapore Tourist Pass merupakan opsi yang sempat kami pertimbangkan karena dengan membeli Singapore Tourist Pass yang berlaku selama 3 hari, maka kami dapat menggunakan fasilitas LRT/MRT sepuasnya tanpa harus khawatir kehabisan kuota. Tapi yaaa, ada harga ya ada rupa, Singapore Tourist Pass harganya relatif tinggi juga bagi orang-orang yang tidak terlalu banyak menggunakan LRT/MRT selama di Singapura. Itulah yang menjadi alasan utama kenapa kami memutuskan untuk menggunakan EZ-Link ketimbang Singapore Tourist Pass. Kalau dilihat dari itenari yang sudah disusun, kami tidak akan terlalu sering menggunakan LRT/MRT.
Kami berangkat dari Stasiun MRT Changi Airport menuju Hotel tujuan kami pada sekitar pukul 11:30. Dengan menggunakan East-West Line (jalur hijau), kami berhenti di Stasiun MRT Tanah Merah. Dari Stasiun MRT Tanah Merah, kami menggunakan East-West Line (jalur hijau) ke arah Stasiun MRT Joo Koon atau Stasiun MRT Tuas Link. Karena Hotel tempat kami menginap tepat berada di atas Stasiun MRT Lavender, maka kami berhenti dan turun di Stasiun MRT Lavender. Membawa koper-koper, stroller dan anak di bawah 1 tahun di dalam MRT tidaklah sulit. MRT-nya nyaman, bersih dan aman. Petunjuk jalannya pun jelas dan tidak membingungkan. Sejauh ini, sarana transportasi dari Bandara menuju Hotel terbilang mudah :D.
Kami tiba di Stasiun MRT Lavender sekitar pukul 12:15. Dari Stasiun tersebut, kami hanya tinggal naik ke lantai atas untuk check-in di Hotel menggunakan voucher Traveloka diskonan, hehehehe. Di mana kami menginap? Kami menginap di Hotel V Lavender. Kenapa kok memilih Hotel tersebut? Karena akses MRT yang super dekat dan terletak di wilayah yang konon aman, yaah pokoknya bukan di red district ;). Selain itu Hotel V Lavender terletak dekat sekali dengan McDonalds, 7-Eleven dan gerai makanan halal. Tidak semua McDonalds di dunia ini halal lho, tapi syukurlah cabang-cabang McDonalds Singapura sudah memiliki sertifikat halal dari MUIS (Islamic Religious Council of Singapore). Dengan demikian, saya dan keluarga dapat makan di McDonalds yang terletak tepat di seberang Hotel :D.

Kami selesai check-in sekitar pukul 12:45, hampir jam 1 siang, untunglah di pesawat tadi kami mendapatkan makanan. Kami berangkat dengan berjalan kaki menuju tempat makan yang banyak direkomendasikan oleh beberapa rekan food blogger, yaitu Sup Tulang Deen Biasa. Dengan berbekal peta offline google map Singapura yang ada di dalam handphone ber-GPS saya, kami dapat menemukan restoran tersebut tanpa kesulitan. Kami memang memilih untuk tidak membeli paket internet di Singapura. Cukup mengandalkan peta dan data offline yang sudah di-download plus handphone ber-GPS. GPS handphone akan tetap berfungsi walaupun saya tidak berlangganan paket internet ;). Bagaimana kalau tersesat? Tanya saja, mayoritas penduduk Singapura dapat berbahasa Inggris kok ;).
Setibanya di Sup Tulang Deen Biasa yang terletak di Jalan Sultan Nomor 95, kami langsung memesan sup tulang merah. Seperti apa bentuk sup tulang merah? Hidangan ini terdiri dari beberapa potongan besar tulang kambing yang disiram oleh kuah merah yang sedikit gurih. Daging kambing yang melekat pada tulangnya empuk dan lumayan banyak jadi cukup mengenyangkan. Kami menyantap sup tersebut dengan potongan roti yang dicelupkan ke dalam kuah merah sup tersebut. Rasanya sedikit gurih, relatif flat, yaaa lumayanlaah. Tapi ketika kami membayar, aaawww, yah harganya jadi lumayan terutama ketika dikoversikan ke rupiah heheheh :’D.

Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Malay Heritage Centre di daerah Kampong Glam dengan berjalan kaki. Sekitar 170 tahun yang lalu, Malay Heritage Centre ini merupakan istana dari Sultan Singapura yang keturunan Melayu. Sekarang, tempat tersebut menjadi museum dan pusat berbagai kegiatan kebudayaan Melayu di Singapura. Saya masih dapat melihat bangunan istana yang cukup sederhana di sana. Di bagian halaman, terdengar musik Melayu diperdengarkan dan ada beberapa penari yang sepertinya sedang melakukan gladi resik untuk suatu acara, anak saya ikut berjoget sambil mesem-mesem di sana. Tak lupa kami berfoto halaman tersebut, sepertinya itu adalah lokasi umum untuk berfoto. Sebelum pergi meninggalkan Malay Heritage Centre, tak lupa kami masuk ke area souvenir untuk . . . menumpang berteduh, hehehehe. AC di area souvenirnya lumayan dingin. Lumayan bisa istirahat sesaat ;).

Tepat di seberang Malay Heritage Centre, terdapat Masjid Sultan yang merupakan masjid paling terkenal di Singapura. Tempat ini sufdah sejak dulu menjadi pusat kegiatan umat muslim di Singapura. Terus terang kami tidak masuk ke dalam masjid sebab kami sudah sholat jamak di hotel dan waktu masih menunjukkan sekitar pukul 3 sore. Kami hanya berfoto-foto saja di bagian depan masjid. Selain menjadi lokasi foto-foto bagi para turis narsis, bagian depan masjid menjadi lokasi bagi beberapa restoran dan toko souvenir. Nah berdasarkan pengalaman saya kemarin, harga souvenir di sana terbilang paling murah meskipun tidak terlalu banyak macamnya.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami ke arah Arab St. dan Haji Lane untuk melihat-lihat cafe, toko dan hiasan mural yang terdapat di tembok. Penataan toko dan cafe terlihat rapi dan elok di mata. Mural-muralnya menjadi bonus bagi para pengunjung yang melintas :).

Selanjutnya kami melakukan perjalanan yang lumayan jauh bagi pejalan kaki, yaitu perjalanan menuju Stasiun MRT Bugis sekaligus melihat-lihat daerah pertokoan di Bugis yang terkenal murah meriah :D. Kami tiba di sana sekitar pukul setengah lima sore dan melihat-lihat sebentar pertokoan di daerah Bugis, yaaahh survey-survey sekilas, kemungkinan kami akan ke Bugis lagi di hari terakhir apabila di daerah lain memang murahnya tidak bisa mengalahkan Bugis :D. Setibanya di Stasiun MRT Bugis, kami langsung naik MRT Downtown Line (jalur biru) yang ke arah Stasiun MRT Chinatown untuk turun di Stasiun MRT Bayfront. Tak lama kami tiba di Stasiun MRT Bayfront untuk selanjutnya keluar dan berjalan menuju Gardens by the Bay.
Gardens by the Bay merupakan taman dengan konstruksi unik yang nampak cantik terutama di malam hari. Ketika saya tiba di sana, lampu-lampu belum menyala padahal sudah hampir masuk waktu sholat Magrib. Kami pikir, kami harus membayar untuk masuk ke dalam Gardens by the Bay. Ternyata hanya beberapa area saja yang dipungut bayaran. Kamipun memutuskan untuk berkeliling di area yang gratis tapi dengan menaiki trem. Temnya gratis? Ya bayarlah, masak semuamuanya gratisan :P. Kami memutuskan untuk menaiki trem karena dengan menaiko trem kami dapat mengistirahatkan kaki kami sambil berkeliling area di mana Super Tree Grove berada. Saya rasa maskot dari Gardens by the Bay adalah Super Tree Grove dan itu dapat kami nikmati tanpa harus membayar biaya masuk. Saya pribadi terus terang tidak terlalu tertarik untuk masuk sebab saya sehari-hari tinggal di Indonesia yang iklim, lingkungan dan tanamannya mirip dengan Singapura, yaah mungkin bagian dalamnya begitu-begitu saja. Andaikata ada waktu lebih, mungkin kami akan ikut membeli tiket masuk ke dalam OCBC Skyway, Flower Dome & Cloud Forest. Tapi sayang waktu tak berpihak kepada kami karena waktu sudah menunjukkan sekitar pukul setengah delapan malam.

Kami melanjutkan perjalan dengan berjalan kaki menuju Marina Bay Sands. Kami masuk ke dalam area mall yang dilengkapi sungai pada bagian tengahnya. Kita dapat menyewa perahu untuk menaiki perahu mengelilingi sungai buatan tersebut. Saya lihat toko-toko di dalam mall ini merupakan toko-toko mewah yang menjual barang-barang banded. Karena harga yang terlampau jauh di atas budged kami, maka kami hanya jalan sambil lihat-lihat saja di sana. Kami berjalan terus sampai ke lantai paling atas mall tersebut. Di sana terdapat pintu keluar menuju jembatan helix.

Jembatan helix merupakan salah satu jembatan unik yang Singapura miliki. Jembatan yang nampak cantik di malam hari tersebut, menghubungkan antara area Marina Centre dengan Marina South. Kami menyeberangi jembatan tersebut sambil berfoto-foto untuk seterusnya berjalan ke arah Patung Merlion. Sepanjang perjalanan kami melihat Singapore River yang dikelilingi oleh Marina Bay Sands, Garden by the Bay, Esplanade. Pemandangan yang lumayan bagus di malam hari yang cerah dan tidak terlalu dingin :).


Sebenarnya pada jam-jam tertentu, terdapat pertunjukan laser dari Marina Bay Sands yang dapat dilihat dari seberang sungai tempat kami berdiri. Tapi karena waktunya tidak pas, maka kami memilih untuk langsung saja melanjutkan perjalanan menuju icon utama Singapura, Patung Merlion. Patung Merlion yang terdapat tak jauh dari Hotel Fullerton ini nampak cantik dengan berbagai hiasan lampu dan suasana pinggir sungai yang asri. Patung ini terletak di dalam area Merlion Park di mana diadakannya beberapa pertunjukkan seni jalanan. Kami ikut menonton sambil menikmati suasana yang ada dan mengistirahatkan kaki kami yang sudah bekerja keras sepanjang hari hehehehe.

Kalau melihat itenari, kami seharysnya melanjutkan perjalanan menuju ke arah Clarke Quay untuk menonton Singapore River Festival. Sayang kami harus mengurungkan niatan tersebut karena waktu menunjukkan pukul 9 malam dan kami sudah kelelahan, plus kami membawa bayi yang baru berumur kurang lebih setahun.
Tujuan kami selanjutnya adalah Hotel tentunya. Aaaaahhh kami kemudian segera berjalan menuju Stasiun MRT terdekat yaitu Stasiun MRT Raffles Place. Perjalanan menuju Stasiun MRT Raffles Place lumayan panjang namun nyaman karena kami melalui tengah-tengah pusat perbelanjaan yang AC-nya dingin. Tak apalah disuruh melihat-lihat dagangan mereka, toh lorong-lorongnya bersih dan sejuk. Setibanya di Stasiun MRT Raffles Place, kami menaiki MRT Downtown Line (jalur hijau) ke arah Pasir Ris untuk berhenti di Stasiun MRT Lavender.
Setibanya di Stasiun MRT Lavender, kami mampir dulu di McDonalds dekat Hotel untuk makan malam. Aaahhh, tanpa kami sadari kami belum makan karbohidrat lagi sejak siang, hanya jajan-jajan saja. Pantas di Patung Merlion tadi, kok rasanya seperti kekurangan tenaga. Belajar dari kesalahan di hari pertaman ini, setiap pagi kami harus membeli bekal nasi atau kentang. Toh di sekitar Hotel banyak makanan halal, tinggal pilih ;). Setelah kenyang, kami langsung pulang untuk mandi, sholat dan beristirahat agar besok kami siap untuk melanjutkan perjalanan wisata Singapura kami pada Wisata Singapura Hari Kedua.
Sumber:
changiairport.com
http://www.vhotel.sg
malayheritage.org.sg
http://www.travelhackergirl.com
http://www.archdaily.com
http://www.thousandwonders.net
hwww.gardensbythebay.com.sg
http://www.esplanade.com
http://www.meritushotels.com
http://www.facebook.com/MUIS.SG/posts/10151836686296329
Baca juga:
Persiapan Wisata Singapura 2016
Ringkasan Objek Wisata Singapura
Wisata Singapura Hari Kedua
Wisata Singapura Hari Ketiga
Wisata Singapura Hari Keempat
Menyukai ini:
Suka Memuat...