Rebel Moon – Part One: A Child of Fire (2023) & Rebel Moon – Part Two: The Scargiver (2024)

Beberapa tahun yang lalu, Zack Snyder memiliki ide untuk membuat sebuah film di dalam semesta Star wars dengan cerita yang mengikuti plot klasik Seven Samurai (1954). Sebuah plot yang sudah banyak dikisahkan oleh film-film lainnya. Tapi saya pun tak bosan-bosan untuk menonton film dengan pola seperti ini hehehe. Kurang lebih kisahnya diawali dengan sebuah wilayah yang akan diserang oleh para penguasa. Wilayah tersebut dihuni oleh rakyat jelata yang lemah. Sekelompok pahlawan datang untuk membantu penduduk mempertahankan wilayah tersebut.

Hal ini pulalah yang menjadi plot utama Rebel Moon – Part One: A Child of Fire (2023) & Rebel Moon – Part Two: The Scargiver (2024). Namun karena berbagai masalah, akhirnya kedua film ini tidak menjadi bagian dari dunia Star Wars. Rebel Moon memiliki dunianya sendiri yang tidak ada sangkut pautnya dengan Star Wars. Latar belakangnya agak mirip sih. Pada sebuah semesta, terdapat sebuah pemerintahan imperialis yang disebut Motherworld. Armada perang Motherworld terus menerus memperluas kekuasaan mereka. Menginvasi dan menjarah sumber daya Planet yang mereka lewati. Semua terjadi bertahun-tahun sampai pada suatu hari mereka tiba di Planet Veld. Armada Motherworld yang dipimpin Laksamana Atticus Noble (Ed Skrein) datang untuk mengambil gandum para penduduk Planet Veld yang hanya petani biasa.

Kora (Sofia Boutella) adalah salah satu warga Veld yang memutuskan untuk berkelana mencari bantuan. Ia akan mengumpulkan beberapa kesatria yang bersedia membantu rakyat Veld. Nantinya mereka akan kembali ke Veld untuk bertarung melawan Atticus Noble dan tentaranya.

Apakah petani biasa seperti Kora, mampu melakukan ini semua? Ternyata Kora bukan petani biasa. Ia adalah mantan tentara Motherworld. Bukan hanya itu, dahulu Kora merupakan tentara terbaik Motherworld yang dekat dengan para penguasa dan keluarga kerajaan. Sekarang, ia adalah buronan nomor 1 Motherworld. Atticus pun berambisi untuk menangkap Kora dan memperoleh promosi besar dari Motherworld.

Bagian dimana Kora berkeliling melakukan perekruitan seolah dibuat untuk menambah jam tayang. Bagian ini terasa tak bernyawa dan saya sendiri kurang jelas kenapa kok mau-maunya mereka ini mengikuti Kora. Padahal sudah jelas mempertahankan Veld adalah misi bunuh diri. Aaahhh mungkinkah karena penindasan tanpa batas dari para tentara Motherworld? Bukankah ada cara lain untuk menang?

Patut saya akui kedua film Rebel Moon ini sukses menampilkan tokoh-tokoh antagonis yang menyebalkan. Saya merasakan sebuah kepuasan melihat mereka babak belur melawan Kora dan kawan-kawan. Didukung oleh special effect yang bagus, adegan aksi kedua film ini benar-benar prima.

Dunia yang menjadi latar belakangnya pun terlihat keren. Meskipun tetap tidak mampu menyamai dunia Star Wars yang unik. Banyak sekali bagian-bagian dari dunia Rebel Moon yang mirip dengan Star Wars. Namun saya pribadi masih tetap lebih suka Star Wars dengan kesatria Jedi dan Stormtoopers-nya yang khas.

Melihat semua ini, saya ikhlas untuk memberikan Rebel Moon – Part One: A Child of Fire (2023) & Rebel Moon – Part Two: The Scargiver (2024) nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Kabarnya Rebel Moon akan dibuat menjadi 4 film loh. Wah siap-siap menonton Part 3 dan 4 nih ;).

Sumber: http://www.cruelfilms.com

Serial Shōgun

Film samurai pertama yang saya tonton ketika masih kecil dulu adalah serial Shōgun. Serial ini dibuat berdasarkan novel karangan James Clavell yang terbit di tahun 1975. Kepopuleran novelnya membuat sebuah serial yang mulai tayang pada 1980 di Amerika nun jauh di sana, oh waw lawasnya hehehe. Saya sendiri menontonnya di tahun 90-an dan masih terlalu kecil untuk paham betul ceritanya. Puluhan tahun kemudian, pada 2024, hadir remake dari Shōgun 1980. Nah kali ini kita bercerita mengenai Shōgun versi 2024, bukan yang versi 1980. Kali ini saya sudah cukup dewasa untuk mengerti jalan ceritanya ;).

Yaaahhh serial ini memang serial untuk dewasa yaaaa. Selain banyak adegan sadisnya, banyak pula konsep-konsep yang terlalu rumit bagi anak-anak. Shōgun banyak sekali mengisahkan pergolakan politik yang terjadi di Jepang.

Latar belakang serial ini adalah Jepang di era feodal. Serial ini dibuat agar mudah dipahami namun ada beberapa hal yang tidak dipaparkan. Banyak yang mengira sistem feodal Jepang ya sama seperti kerajaan Eropa. Padahal pada masa itu sistemnya agak berbeda. Kaisar Jepang dan keturuannya merupakan kepala negara. Namun pada prakteknya, pemerintahan sehari-hari dilakukan oleh Shōgun. Shōgun memiliki kekuasaan penuh terhadap angkatan bersenjata Jepang. Sementara itu Kaisar seolah hanya menjadi simbol dan seremonial negara saja. Jabatan Shōgun telah lama kosong karena jendral yang menguasai seluruh angkatan bersenjata Jepang pada saat itu bukanlah keturunan bangsawan. Pada serial ini pun Ia hanya memperoleh gelar Taikō, bukan Shōgun. Karakter inilah yang pada awal-awal serial Shōgun dikisahkan tewas. Meninggalkan anaknya yang masih kecil untuk dijaga untuk pada suatu hari nanti dapat menggantikan posisi ayahnya.

Baiklah, sekarang kita lanjut masuk ke dalam kisah serial Shōgun :). Untuk menjaga keseimbangan dan persatuan, dibentuklah sebuah dewan yang diisi oleh para daimyo atau kepada daerah. Ada daimyo yang bukan keturunan bangsawan. Ada pula daimyo yang memilih agama baru. Hanya ada 1 daimyo yang keturunan bangsawan dan dianggap masih memegang teguh nilai-nilai tradisional Jepang, Yoshii Toranaga (Hiroyuki Sanada).

Semakin besarnya pengaruh Toranaga membuat daimyo lain khawatir. Apalagi Toranaga adalah seorang Minowara. Minowara di sini adalah keturunan Shōgun terdahulu, bukan bangsawan biasa. Ia pun dikenal sebagai seorang jendral perang yang jenius. Melalui berbagai taktik licik, para daimyo lain berusaha melengserkan Toranaga dari jabatannya yang sekarang. Kalah dalam jumlah dan kekuatan angkatan bersenjata membuat Toranaga harus memutar otak untuk dapat bertahan.

Kondisi ini diperkeruh dengan kedatangan bangsa barat. Bangsa Portugis telah lebih dahulu mendarat dan menyebarkan Kristen Katolik di sana. Usaha penjajahan yang dibalut oleh agama dan perdagangan.

John Blackthorne (Cosmo Jarvis) dan krunya adalah pelaut Inggris pertama yang berhasil mendarat di Jepang. Sebagai seorang Kristen Protestan dan utusan Kerajaan Inggris, Blackthorne merupakan lawan politik dari pihak Portugis yang sudah lebih dahulu menjalin hubungan diplomatis dengan Jepang. Walaupun kalah dari berbagai hal, membunuh lawan politik di negeri seberang bukanlah hal yang mudah. Pertikaian antara Toranaga dan anggota dewan lainnya adalah sesuatu yang dapat Blackthorne manfaatkan untuk bertahan.

Takdir mempertemukan Blackthorne dengan Toranaga. Disini, karakter Blackthorne mampu bergeser dari seorang tawanan, perlahan menjadi bagian dari klan Toranaga, sampai pada akhirnya menjadi tangan kanan sang penguasa Kanto tersebut. Karakter Blackthorne sebagai orang asing pun mengalami perkembangan karakter yang nyata. Dari seorang pelaut Inggris dengan budaya baratnya yang menjunjung tinggi indivialistis. Perlahan mulai menyatu dengan masyarahat Jepang dengan budaya kolektifnya yang ekstrim.

Di sana, Blackthorne dekat dengan Toda Mariko (Anna Sawai), seorang wanita bangsawan yang menjadi penerjemah bagi orang asing seperti Blackthorne. Lambat laun semakin terlihat bahwa Mariko ternyata bukan wanita bangsawan biasa. Ia bahkan memiliki peran besar dalam taktik Toranaga demi meraih kemenangan. Kemampuan Mariko memainkan peranannya menunjukkan bahwa peperangan tidak hanya kekuatan melulu. Bahkan seorang wanita yang lemah mampu merubah arah perang dengan cara yang tepat.

Toranaga memang digambarkan sebagai seorang ahli taktik yang jenius. Ia dapat memenangkan peperangan sebelum perangnya benar-benar terjadi. Aksi samurai dan ninja tetap ada pada Shōgun, tapi jangan harap akan ada adegan peperangan maha dahsyat pada serial ini. Shōgun berbicara mengenai taktik dan politik dengan latar belakang budaya Jepang tradisional.

Tentukan akan ada banyak adegan sadis. Karena serial ini menunjukkan betapa pentingnya kehormatan dan kesetiaan. Kalau para penguasa beradu licik. Para pengikutnya justru beradu kesetiaan. Seppuku atau harakiri atau bunuh diri menjadi bagian yang tak terpisahkan pada serial Shōgun.

Serial ini berhasil menggabungkan sejarah dengan fiksi. Banyak sekali unsur-unsur yang ditampilkan merupakan sesuatu yang dahulu kala memang benar adanya. Beberapa tokoh utamanya pun memang berdasarkan tokoh nyata. Yoshii Toranaga dibuat berdasarkan Tokugawa Ieyasu, Shōgun terakhir Kekaisaran Jepang. Blackthorne dibuat berdasarkan William Adams, orang asing paling berpengaruh di era Keshōgunan Tokugawa. Marika dibuat berdasarkan Hosokawa Tama, putri seorang penghianat yang menjadi martir Kristen pertama Jepang.

Terus terang saya terpesona dengan bagaimana serial ini meramu segala konflik yang ada. Elemen sejarah yang kental, membuat kisah-kisahnya semakin terasa nyata. Saya ikhlas untuk memberikan Shōgun nilai 5 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus Sekali”.

Sumber: fxnetworks.com

Dune: Part Two (2024)

Film Dune: Part Two (2024) mengisahkan kelanjutan dari Dune (2021). Tanpa basa-basi semua dimulai tanpa ada pengantar mengenai semua yang telah terjadi pada Dune (2021). Bagi teman-teman yang lupa atau belum menonton. Pada Dune (2021) dikisahkan bahwa keluarga bangsawan Atreides datang ke Planet Arrakis atau Dune untuk melanjutkan pemerintahan Kekaisaran Paradishah di sana. Melalui persekongkolan dan penghianatan, keluarga Atreides dan para pengikutnya dimusnahkan. Semua ini adalah ulah dari keluarga Harkonnen dan Sang Kaisar sendiri. Keluarga Harkonnen ingin menguasai Planet Arrakis. Sementara itu Sang Kaisar memiliki ketakutan tertentu akan berkembangnya pengaruh keluarga Atreides. Ini hanya dari sisi politik saja. Dari sisi kepercayaan, keluarga ini memiliki potensi untuk melahirkan tokoh-tokoh besar yang akan mempengaruhi seluruh galaksi.

Kepercayaan merupakan sesuatu yang membuat semesta Dune unik. Hampir setiap kaum pada Dune memiliki seorang wanita dengan kekuatan supranatural. Kemampuan ini dilatih dan dipupuk oleh perkumpulan yang disebut Bene Gesserit. Lady Jessica Atreides (Rebecca Ferguson) adalah salah satunya. Bersama putranya, ia menjadi orang yang paling diburu oleh Kekaisaran. Bukan hanya istri kepala keluarga Atreidea, Jessica merupakan anggota Bene Gesserit. Ia pun mampu berbicara dengan janin yang ada diperutnya. Jessica sedang hamil ketika keluarga Atreides dibantai dengan keji. Hanya ia dan putranya yang selamat.

Paul Atreides (Timothée Chalamet) merupakan anak Jessica sekaligus calon pemimpin keluarga Atreides. Ia bersama ibunya terpaksa lari dan bergabung dengan kaum Fremen. Kaum ini merupakan penduduk asli Arrakis dan sedang berjuang demi kemerdekaannya. Kekaisaran dianggap sebagai kaum penjajah yang hanya ingin mengambil rempah-rempah milik Arrakis saja. Perlahan Paul dan Jessica berusaha menjadi bagian dari Fremen. Inilah awal dari Dune: Part Two (2024).

Pada Dune: Part Two (2024), pengaruh Paul dan Jessica semakin besar. Apalagi Paul berhasil menunjukan ciri-ciri bahwa ia adalah Mahdi. Sang juru selamat yang akan memberikan Arrakis kejayaan. Fremen, terutama yang tinggal di Selatan sangat percaya akan sebuah ramalan. Akan datang sang juru selamat yang akan memimpin mereka menuju masa depan yang lebih baik. Ramalain itupun memberikan daftar dari ciri-ciri sang juru selamat. Anehnya, ciri-ciri tersebut berkaitan pula dengan ramalan dan ketakutan para petinggi Bene Gesserit pada Dune (2021). Ketika Fremen merindukan Mahdi, Bene Gesserit bersiap-siap akan datangnya Kwisatz Haderatz. Hanya saja, para Bene Gesserit menduga bahwa Kwisatz Haderatz ini adalah anak perempuan dari Jessica. Karena sosok ini harus menjalankan ritual yang selama ini hanya dapat dijalankan oleh perempuan. Belum pernah ada laki-laki yang selamat dari ritual tersebut. Benarkah Paul merupakan sosok yang mereka semua tunggu-tunggu?

Percaya atau tidak, pada awalnya Lady Jessica berusaha menggunakan ramalan ini untuk menyelamatkan diri. Lama kelamaan ia melihat peluang untuk menggunakan para Fremen demi balas dendam. Kepercayaan dan keyakinan akan sesuatu dapat membuat kelompok lemah seperti Fremen menjadi sangat berbahaya. Lambat laun, Paul memang mampu memenuhi ciri-ciri Sang Mahdi.

Durasi Dune (2021) itu panjang. Nah Dune: Part Two (2024) pun tak jauh berbeda, hampir 3 jam looooh. Namun waktu hampir tak terasa ketika sedang menonton film ini. Saya takjub dengan penggambaran semesta Dune yang fantastis. Latar belakang kisah perjuangan para Fremen ini sungguh menarik dan mudah dimengerti. Gabungan antara politik, agama, kepercayaan pada film ini sangat menyenangkan untuk diikuti. Rasa penasaran dan senang terus muncul selama film berlangsung.

Saya menikmati kisah bagaimana Paul dan Jessica yang hanyalah pelarian, perlahan berhasil menjadi tokoh terkemuka kaum Fremen. Tak lupa tokoh antagonisnya pun terbilang keren dan menyenangkan untuk disaksikan. Rasa kesal tidaklah banyak, saya hanya melihat bahwa lawan Paul ini cukup jahat dengan caranya sendiri. Motifnya memang klise tapi pembawaan katakter jahat ini memang diperlukan untuk membuat Dune: Part Two (2024) semakin seru.

Belum lagi visualnya yang kereeennn. Adegan aksi pada film ini pun sangat luar biasa. Memang kebanyakan agak samar-samar di tengah padang pasir. Tapi itulah yang membuat adegan aksinya seru. Mesin-mesin raksasa ditambah perkelahian di tengah gurun pasir bukanlah hal yang sering saya lihat pada film-film lainnya.

Walaupun Dune: Part Two (2024) merupakan sepenggal kisah panjang dari novel karya Frank Herbert, film ini sangat menghibur dan mudah untuk dipahami. Saya ikhlas untuk memberikan Dune: Part Two (2024) nilai 5 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus Sekali”.

Sumber: http://www.dunemovie.com

Exhuma (2024)

Exhuma (2024) adalah film Korea Selatan dengan tema supranatural yang cukup kental. 파묘 atau exhuma artinya adalah penggalian. Hal itulah yang dilakulan oleh keempat tokoh utama kita, menggali makam kuno. Semua dilakukan demi membebaskan seorang bayi kecil dari gangguan mistis. Tak disangka semua ini berhubungan dengan deretan peristiwa jauh di masa lampau. Jauh ketika terjadi konflik besar antara Jepang dengan Korea. Disini pulalah kita diingatkan betapa kejamnya perilaku para penjajah di era itu. Indonesia pun pernah mengalami dijajah oleh Jepang bukan?

Sekilas, Exhuma (2024) seolah hanya bercerita mengenai bagaimana 4 orang dukun Korea melawan roh jahat yang menghantui sebuah keluarga kaya raya. Kalau ditelaah lebih dalam lagi, Exhuma (2024) ternyata mengisahkan perumpamaan apa yang terjadi ketika sebuah bangsa dijajah.

Kemudian film inipun mengisahkan sebuah kutukan yang dapat membuat Korea menjadi terpecah 2 seperti sekarang. Terdapat beberapa hal terkait sejarah Perang Sekigahara dan Invasi Jepang di mana-mana. Sebuah alasan untuk menjadikan film ini sebagai bahan perbincangan dan menontonnya sekali lagi. hampir mustahil kita dapat menangkap itu semua hanya dalam 1 kali menonton.

Hal di atas mungkin akan menarik bagi para pecinta sejarah di luar sana. Bagaimana bagi penonton yang tak mau ambil pusing dengan sejarah? Jalan cerita Exhuma (2024) saja sudah menarik dan memiliki beberapa plot twist. Sepanjang film saya dibuat penasaran mengenai banyak hal. Kengerian yang diperoleh tidak melalui jump scare. Melainkan melalui situasi yang saat itu digambarkan.

Banyak hal-hal lain yang menarik dari Ehuma (2024). Dari tata cara keempat tokoh utama kita bekerja saja, saya sudah dapat melihat hal yang beda. Cara dukunnya Korea bekerja sangat berbeda dengan cara dukunnya Indonesia bekerja. Sesuatu yang unik yang menarik untuk ditonton.

Kemudian keempat karakter utama berhasil memperoleh kepedulian saya sebagai seorang penonton. Jadi, agak kecewa juga kalau salah satu ada yang gugur. Bagaimanapun juga, ini adalah film horor bukan? Tidak semua film horor memiliki happy ending. Untuk Exhuma (2024) dapat dikatan bahwa film ini memiliki ending yang … relatif bahagia.

Dengan demikian Exhuma (2024) layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yabg artinya “Bagus”. Sebuah gilm horor cerdas yang pantas untuk ditonton.

Sumber: http://www.showbox.co.kr

Serial Yu Yu Hakusho

Dahulu kala, saya termasuk mahluk yang membaca manga Yu Yu Hakusho sampai tamat. Versi video game Yu Yu Hakusho pun sering saya mainkan di console Sega Mega Drive 2 saya. Waaah jadul yaaa. Yu Yu Hakusho memang merupakan manga klasik yang hadir pada awal tahun 90-an. Sekitar 30 tahun kemudian, hadir versi live action dari Yu Yu Hakusho dalam bentuk serial.

Mirip seperti versi manganya, serial Yu Yu Hakusho mengisahkan bagaimana Yusuke Urameshi (Takumi Kitamura) menjalankan tugasnya sebagai detektif astral. Ia ditugaskan oleh penguasa Alam Baka untuk menyelesaikan berbagai masalah yang melibatkan dunia manusia dan dunia arwah.

Dunia arwah dihuni oleh berbagai mahluk yang lazim disebut yokai atau monster. Para yokai pada awalnya dapat dengan mudah masuk ke dunia manusia, begitu pula sebaliknya. Hal ini kerap kali menimbulkan kekacauan dimana-mana. Maka, penguasa Alam Baka kemudian membuat pembatas sehingga dunia arwah dan dunia manusia dapat terpisah dan tidak saling mengganggu. Namun pada kenyataannya, masih banyak yokai yang berhasil lolos masuk ke dunia manusia. Sebaliknya ada pula manusia yang masuk ke dunia arwah dengan berbagai motif yang berbeda. Meski tidak separah dulu, masalah-masalah antara alam-alam ini tetap ada. Sebuah tugas yang tak mudah bagi Urameshi.

Kostum dan special effect serial Yu Yu Hakusho ini terbilang bagus dan mirip seperti yang di manga. Hal ini sangat vital mengingat kisah Yu Yu Hakusho memang banyak adegan aksinya. Di dalam adegan aksi inilah terdapat kisah-kisah yang lebih dalam. Sebuah plot yang memang diambil oleh beberapa manga populer lainnya pada era tersebut. Serial live action ini sukses besar dalam menampilkan adegan aksinya. Hampir semuanya seru dan menyenangkan untuk ditonton. Bahkan bagi teman-teman yang belum pernah membaca manganya.

Terus terang kalau dari soal cerita, yaaa hanya perjalanan Urameshi menjadi semakin kuat dan kuat dan kuaaat saja. Namun prosesnya yang menarik. Bagaimana cara Uromeshi dan kawan-kawan mengalahkan lawannya itu yang seru. Kemudian, latar belakang karakter antagonisnya pun beranekaragam, tidak monoton. Waaahh keren.

Saya ikhlas untuk memberikan serial Yu Yu Hakusho nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Sebuah hasil yang berada di atas ekspektasi saya ;).

Sumber: robot.co jp

Kungfu Panda 4 (2024)

Po (Jack Black) Sang Kesatria Naga kembali hadir pada Kungfu Panda 4 (2024). Sejauh ini Po menikmati peranannya sebagai Kesatria Naga. Ia menggunakan kekuatannya untuk menolong para warga yang kesulitan. Sekarang sudah tiba saatnya bagi Po untuk memilih penggantinya. Ia harus meletakkan posisinya sebagai Kesatria Naga dan menempati posisi sebagai Pemimpin Spiritual Lembah Kedamaian. Sebuah posisi baru yang lebih tinggu namun relatif minim aksi, sesuatu yang kurang Po sukai. Ia pun belum menemukan kandidat yang tepat untuk menggantikannya.

Di tengah-tengah kegelisahannya, Po harus menyelidiki rumor akan bangkitnya sebuah kekuatan sihir yang berbahaya. Akhirnya ia berkelana menuju Kota Juniper bersama Zhen (Nora Lum), seekor rubah yang penuh tipu daya. Bisa jadi ini adalah petualangan terakhir Po sebagai Kesatria Naga.

Pertualang Po penuh dengan kombinasi antara komedi dan aksi. Aksinya saya acungi jempol, meski terkadang terasa terlampau dominan. Film ini dipenuhi oleh berbagai adegan aksi dengan animasi yang bagus.

Sayangnya, komedi pada Kungfu Panda 4 (2024) ini terasa hambar. Resepnya masih mengandalkan cara yang sama dengan film-film Kungfu Panda terdahulu. Saya pribadi agak bosan melihatnya.

Kemudian perkembangan karakter Po hampir tidak terlihat. Menjadi Pemimpin Spiritual seolah dibuat sebagai suatu perkembangan yang akan diraih oleh karakter Po. Sebuah perkembangan yang kurang menarik.

Jalan ceritanya mudah dipahami oleh anak-anak. Tapi disisi lain terlalu mudah ditebak dan mirip dengan film-film lain yang bergenre petualangan. Tidak ada hal baru di sini.

Beruntung Kungfu Panda 4 (2024) masih memiliki adegan aksi dan perkelahian yang menyenangkan untuk dilihat. Persahabatan baru antara Zheng dan Po pun bagus untuk dilihat.

Saya pribadi masih ikhlas untuk memberikan Kungfu Panda 4 (2024) nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Meskipun sudah tidak sebagus film pertamanya, Kungfu Panda 4 (2024) masih mampu memberikan hiburan bagi keluarga.

Sumber: http://www.dreamworks.com

Madame Web (2024)

Karakter Madame Web adalah bagian dari dunia Spider-Man. Pada versi komiknya, Madame Web sering dihadirkan sebagai nenek-nenek buta yang lumpuh. Kebutaan dan lumpuhnya Madame Web sudah menjadi bawaan dari lahir. Ia memiki kemampuan melihat masa depan dan mempengaruhi pikiran orang lain, agak mirip-miriplah dengan Charles Xavier X-Men. Terus terang karakter ini kurang menarik bagi saya pribadi. Akankah versi filmnya mampu merubah pendapat saya?

Pada Madame Web (2024), dikisahkan awal mula kelahiran Cassandra “Cassie” Webb (Dakota Johnson) sampai ia mampu memanfaatkan kekuatannya dan menjadi Madame Web.  Peristiwa yang memicu transformasi ini adalah ketika Ezekiel Sims (Tahar Rahim) tiba-tiba memburu dan hendak membunuh Julia Cornwall (Sydney Sweeney), Mattie Franklin (Celeste O’Connor) dan Anya Corazon (Isabela Merced). Padahal mereka tidak saling kenal. Sims memiliki kostum dan kekuatan yang mirip sekali dengan Spider-Man. Jadi sepanjang film, kita seolah-olah menonton Spider-Man jahat mengejar 3 remaja wanita. Posisi Cassie disini adalah berusaha mencegah aksi brutal Sims.

Saya sendiri agak bingung apa motivasi Sims sesungguhnya. Apa yang Sims selama ini telah bangun dan butuhkan tidak terlalu jelas. Latar belakang karakter antagonis yang satu ini hanya dapat saya tebak-tebak saja. Namun, ia berhasil menjadi karakter yang menyebalkan. Jadi ada kepuasan tersendiri ketika melihatnya terpental dan jatuh ke tanah :’D. Adegan aksinya lumayan ok-laaaah.

Kehadiran Sims berhasil membangkitkan kekuatan di dalam diri Cassie. Sebuah kisah from zero to hero yang … anehnya kurang menarik. Biasanya saya suka dengan kisah-kisah seperti ini loh. Padahal kekuatan Madame Web cukup keren walau hanya muncul pada bagian akhirnya saja. Bisa jadi semua ini terjadi karena asal usul kekuatan Cassie kurang jelas penjabarannya. Semua hanya dijelaskan melalui dialog sesaat yang singkat dan kurang menarik.

Sebenarnya, kisah Madame Web (2024) relatif lebih baik dari Madame Web versi komik yang saya baca. Madame Web muda tidak lumpuh dan buta sejak lahir. Andaikan film ini terlalu menurut dengan komiknya, yaaahh Madame Web (2024) akan mirip dengan Morbius (2022). Karakter utamanya memiliki disabilitas dari lahir.

Dengan demikian, film ini layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Melalui Madame Web (2024) kita ditunjukkan betapa banyaknya varian Spider-Man. Meskipun Spider-Man tetap tak akan tergantikan.

Sumber: sonypictures.com

Serial Secrets of Sulphur Springs

Kisah pada serial Secrets of Sulphur Springs diawali dengan kepindahan keluarga Campbell dari Chicago ke Sulphur Springs, Louisiana. Mereka tinggal di bekas Hotel Tremont yang dahulu kala terkenal akan pemandian air panasnya yang alami, yaaah semacam pemandian air panas Ciater ;). Mereka memang bermaksud untuk merenovasi dan membuka kembali Hotel Tremont. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah sebab bangunan tua ini menyimpan berbagai misteri dari masa lalu.

Misteri yang pertama-tama hadir adalah misteri hilangnya seorang gadis kecil. Konon gadis tersebut masih terus menghantui Hotel Tromont. Semakin lama semakin muncul berbagai misteri terkait Hotel dan masa lalu anggota keluarga Campbell dan kawan-kawan mereka. Ternyata semua berkaitan dan menjadi semakin besar.

Misteri-misteri tersebut menyenangkan untuk diikuti. Tapi terkadang serial ini jadi  mirip opera sabun. Semuamuanya dibuat berkaitan seperti benang kusut hehehehe.

Serial ini agak unik. Jadi, serial Secrets of Sulphur Springs ini menggabungkan kisah perjalanan waktu dengan kisah hantu. Jadi ada fiksi ilmiahnya, ada pula mistisnya. Semuanya diramu agar masih aman ditonton anak-anak.

Saya rasa serial Secrets of Sulphur Springs layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Masih bisa dijadikan tontonan bersama keluarga.

Serial Percy Jackson and the Olympians

Beberapa pembaca setia novel-novel Percy Jakson agak kecewa dengan Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief (2010) dan Percy Jackson: Sea of Monsters (2013). Selain dianggap melenceng jauh dari versi novelnya, kedua film ini memang seolah terburu-buru menamatkan kisah petualangan Mas Percy. 5 buku tebal dirangkum ke dalam 2 film saja, sudah dapat ditebak pasti banyak pemotongan dan perubahan cerita dimana-mana. Pada versi novelnya, petualangan Percy Jackson memang dibagu ke dalam 5 buku. Bagaimana dengan serial Percy Jackson and the Olympians yang mulai tayang 2024 ini?

Serial Percy Jackson ini mengisahkan petualangan Perseus “Percy” Jackson (Walker Scobell) sang demigod. Demigod adalah anak campuran antara menusia biasa dan dewa. Percy sendiri termasuk unik karena ia adalah anak dari Dewa Poseidon, salah satu dewa terkuat yang ada. Otomatis Percy memiliki beberapa kekuatan Poseidon yang berkaitan dengan air. Kurang lebih, Percy Jackson adalah versi lain dari Hercules :).

Kekuatan besar, tanggung jawabnya pun besar. Percy harus ikut serta dalam memecahkan berbagai masalah yang melibatkan para dewa dan mahluk-mahluk mitologi Yunani. Ia pun tentunya menjadi target utama musuh-musuh Poseidon di luar sana.

Setiap kisah pada serial ini selalu berkaitan erat dengan cerita-cerita mitologi Yunani. Hal ini sangat menarik dan menyenangkan untuk ditonton. Karena memiliki durasi yang lebih panjang ketimbang film lepas, maka semuanya memang dapat dibahas dengan lebih detail. Terlebih lagi Rick Riordan sang penulis novel Percy Jackson ikut terlibat dalam penggarapan serial ini. Maka serial Percy Jakson sudah pasti akan lebih setia senada dengan cerita pada versi novelnya.

Namun perlu diingat bahwa serial ini digarap oleh Disney yang tergila-gila dengan “keberagaman”. Beberapa tokoh ada yang ciri-ciri fisiknya berbeda jauh dengan gambaran yang ada di novel. Jadi bersiaplah melihat karakter yang umumnya digambarkan oleh ras kulit putih, tiba-tiba diperankan oleh aktor/aktris kulit hitam :).

Selain itu, serial ini sibuk bercerita mengenai berbagai hal terkait mitologi Yunani. Tapi seolah lupa untuk membangun latar belakang cerita yang kuat. Dunia Percy yang penuh keajaiban, kurang terlihat dengan jelas. Kemudian beberapa adegan terasa seperti melompat-lompat. Penonton terkadang harus konsentrasi dan menggunakan nalar ketika menonton serial ini.

Sejauh ini, tidak ada adegan aksi yang seru pada serial ini. Pertarungan para dewa harusnya lebih dahsyat lagi. Semua nampak biasa-biasa saja.

Dari kelebihan dan kekurangan di atas, saya rasa serial Percy Jackson and the Olympians layak memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Masih ok untuk dijadikan tontonan bersama anak-anak di rumah :).

Serial Spy x Family

Berawal dari manga karya Tatsuya Edo, Spy x Family kini hadir pula dalam bentuk serial animasi. Sama seperti pada manga, serial ini mengisahkan sebuah keluarga palsu yang terdiri dari Loid Forger atau Twilight (Takuya Eguchi), Yor Forger atau Thorn Princess (Saori Hayami) dan Anya Forger (Atsumi Tanezaki). Yah paling tidak ketiga inilah karakter awal dan utama dari Spy x Family. Pada perkembangannya, pasti akan ada karakter-karakter lain yang hadir.

Layar belakang serial ini kurang lebih mirip dengan era paska perang dunia kedua dan era perang dingin. Beberapa negara seolah berdamai di permukaan, padahal dibalik itu, mereka bersaing dan saling jegal. Diantaranya adalah negara Westalis dan Ostania. Agen Twilight merupakan mata-mata terbaik Westalis. Ia memiliki misi penting untuk menyusup ke dalam negara Ostania dan menyelidiki tokoh terpenting negara tersebut. Salah satu celah untuk mendekat dan melakukan penyelidikan adalah dengan menyusup ke dalam Sekolah Eden. Sekolah ini adalah sekolahan elite tempat anak tokoh penting tersebut belajar. Jadi, Twilight paling tidak membutuhkan sebuah keluarga untuk misi ini.

Akhirnya Twilight mengadopsi Anya dari Panti Asuhan. Kemudian ia membuat kesepakatan dengan Yor untuk menjadi istri palsunya. Dan terbentuklah keluarga Forger. Mulai saat itu Twilight menggunakan nama Loid Forger.

Pada awalnya Yor tidak tahu bahwa Loid adalah mata-mata. Sebaliknya Loid pun tidak tahu bahwa Yor sebenarnya adalah pembunuh bayaran. Hanya Anya yang mengetahui semua rahasia ini sebab Anya adalah seorang telepath. Ia dapat membaca pikiran orang lain. Disinilah sering kali terdapat berbagai kelucuan. Tanpa disengaja, Anya sering kali membaca alam pikiran mata-mata dan pembunuh bayaran. Dengan kekuatannya ini, Anya berusaha membantu misi orang tuanya sekaligus menjaga agar keluarganya tidak pecah. Anya memang akan selalu menjadi daya tarik utama Spy x Family. Saya suka dengan selipan-selipan komedi yang hadir pada serial ini.

Ceritanya sendiri bagus, walau agak mudah ditebak. Berawal dari keluarga palsu, perlahan ketiganya paham betul bahwa mereka memang sangat nyaman dan cocok satu sama lain. Yor dan Loid mulai cinlok. Anya sangat mendambakan untuk memiliki mama dan papa sungguhan. Masing-masing memiliki kemampuan unik untuk bertahan sebagai keluarga meskipun kelak misi Twilight usai. Namun akankah itu menjadi kenyataan?

Kisah keluarga Forger ini memiliki latar belakang yang terbilang luas dan menarik. Konflik politik, perebutan pengaruh dan perebutan kekuasaan ada di mana-mana. Kegiatan espionase terkadang menjadi jalan yang diambil oleh berbagai pihak. Semua berhasil membuat Spy x Family semakin menyenangkan untuk ditonton.

Serial ini berhasil menyajikan kisah espionase, kehangatan keluarga dan komedi dengan baik. Spy x Family layak untuk memperoleh nilai 4 dari skala maksimum 5 yang artinya “Bagus”. Namun serial ini tidak 100% cocok bagi anak-anak.  Terdapat beberapa bagiam dimana orang tua harus mendampingi ;).