Film Spy (2015) bercerita mengenai kegiatan mata-mata atau espionase yang dilakukan oleh Susan Cooper (Melissa McCarthy), analis CIA yang menjadi mata-mata dadakan. Susan sehari-hari bekerja di belakang meja, memberikan dukungan bagi mata-mata yang bekerja di lapangan.
Dunia Susan berubah 180 derajat ketika CIA harus menemukan sebuah bom nuklir yang akan diperjualbelikan oleh Rayna Boyanov (Rose Byrne). CIA tidak dapat mengirim agen mata-mata andalannya karena Rayna sudah memperoleh bocoran terkait data-data agen rahasia CIA. Bahkan Bradley Fine (Jude Law), salah satu mata-mata andalan CIA, tewas di tangan Rayna. CIA harus mengirimkan seorang mata-mata yang sudah pasti tak akan Rayna kenali. Akhirnya, Susan-lah yang ditugaskan untuk melacak Rayna. Mengapa Susan? Sebenarnya Susan dulu sudah pernah lulus persyaratan untuk menjadi mata-mata CIA, namun Susan memutuskan untuk bekerja di belakang meja saja.
Susan mengawali misinya dengan rasa kurang percaya diri, gagap dan sedikit ketakutan. Penampilan Susan memang terbilang biasa, tidak seperti mata-mata CIA lain yang terlihat keren.
Tapi lama kelamaan Susan mampu menunjukkan kepada semua orang bahwa wanita tambun berpenampilan rata-rata sepertinya, mampu menjadi mata-mata sekelas James Bond. Susan bertransformasi menjadi mata-mata yang ahli berkelahi, mampu mengemudikan pesawat, agresif dan kasar. Sangat berbeda dengan Susan yang bekerja di belakang meja. Sayang karakter Susan hasil transformasi tersebut sama persis dengan karakter Mullins pada film The Heat (2013) yang juga diperankan oleh Melissa McCarthy, aktris yang sama. Jadi, saya melihat beberapa lelucon kasar yang mirip dengan yang Melissa pertontonkan pada The Heat (2013).
Untunglah terdapat beberapa lelucon segar yang membuat saya tertawa sebab jalan cerita Spy (2015) lumayan menarik dan tidak membosankan. Hal ini dapat disebabkan karena sepanjang film berlangsung, Susan didukung pula oleh teman-temannya yang abnormal seperti Rick Ford (Jason Statham), Aldo (Peter Serafinowicz) dan Nancy (Miranda Hart). Nancy adalah rekan sekantor Susan berfantasi menjadi mata-mata tetapi pada kenyataannya ia mudah panik dan agak konyol. Rick adalah mata-mata CIA yang agak bodoh dan sering mengumbar cerita-cerita kepahlawannya dengan cara yang “super lebay” x__x. Naaah kalau Aldo adalah mata-mata cabul yang selalu . . . cabuuuul @__@.
Akhir kata, Spy (2015) layak untuk memperoleh nilai 3 dari skala maksimum 5 yang artinya “Lumayan”. Walaupun menghibur dan bergenre komedi aksi, Spy (2015) bukanlah film yang cocok untuk ditonton anak-anak, leluconnya lelucon dewasa.