Sejak awal abad 21 sampai sekarang, sudah ada 3 versi Spider-Man live action di layar lebar. Spider-Man versi Tobey Maguire, Spider-Man versi Andrew Garfield dan terakhir Spider-Man versi Tom Holland. Terus terang saya kurang suka dengan Spider-Man versi Tobey Maguire sebab di sana terdapat karakter Marry Jane yang menyebalkan. Selain itu kriminalisasi Spider-Man sangat dominan di sana. Sang superhero harus menyelamatkan publik yang membencinya. Yah lebih dramatis sih. Yah memang lebih menggemaskan sih. Tapi lama-lama lelah juga melihatnya. Beruntung kemudian hadir Spider-Man versi Andrew Garfield yang memiliki tokoh kekasih yang lebih baik, serta topik kriminalisasi Spider-Man yang tidak terlalu disorot.
Kemudian, hadir Spider-Man versi Tom Holland yang pada kedua film pertamanya sama sekali tidak membahas kriminalisasi Spider-Man dan memiliki tokoh Marry Jane yang jauh lebih ok. Pada film ketiga Spider-Man versi Tom Holland ini, unsur kriminalisasi Spider-Man mulai dihadirkan kembali.
Ya, Spider-Man: No Way Home (2021) diawali dengan terkuaknya identitas Spider-Man atau Peter Parker (Tom Holland), beserta berbagai fitnah yang tiba-tiba dihembuskan oleh J. Jonah Jameson (J.K. Simmons). Wah dia lagi dia lagi. Ini dia biang keladi kriminalisasi di Spider-Man versi Tobey Maguire. Sekarang tokoh yang sama, diperankan orang yang sama, hadir di Spider-Man versi Tom Holland @_@. Si J. Jonah Jameson ini sering kali berkata, dimana Spider-Man muncul, pasti ada bencana. Well, kalau bagi saya pribadi. Dimana J. Jonah Jameson muncul, pasti saya mulai ragu untuk lanjut menonton atau tidak hehehehe. Pasti akan ada fitnah yang menggemaskan di sana. Saya sebenarnya tidak ada masalah dengan itu. Pada berbagai film, sudah biasa si tokoh utama terkena fitnah. Hanya saya, saya belum pernah melihat karakter J. Jonah Jameson terkena akibat dari perilakunya. Yah, seperti tidak adil saja. Inipun agaknya sedikit terbukti pada Spider-Man: No Way Home (2021). Yang benar dan yang berhati mulia, belum tentu dihargai.
Akibat berbagai tekanan, Peter Parker atau Spider-Man (Tom Holland) meminta pertolongan Doctor Strange (Benedict Cumberbatch). Dengan kemampuan sihir tingkat tinggi, Strange berusaha menolong Peter. Namun kegugupan dan keraguan Peter, sukses besar mengacaukan mantra Strange hingga terbukalah pintu menuju dimensi lain. Disinilah semua kekacauan yabg sudah ada, justru semakin kacau.
Film-film MCU seperti Spider-Man: No Way Home (2021) menganut paham multi dimensi. Jadi dunia terbagi ke dalam banyak dimensi dimana pada setiap dimensi bisa saja terdapat Peter Parker lain. Sebagaimana kita ketahui, ada 3 versi film Spider-Man. Nah sekarang ini, Spider-Man (Tobey Maguire) dan Spider-Man (Andrew Garfield) tersedot masuk ke dalam dimensi Spider-Man (Tom Holland). Beberapa lawan utama pada Spider-Man (Tobey Maguire) dan Spider-Man (Andrew Garfield), ikut masuk juga ke dalam dimensinya Spider-Man (Tom Holland). Ini adalah kejutan yang sangat keren. Ada 3 versi Spider-Man yang pada awalnya memiliki film masing-masing. Reboot sudah sering dilakukan oleh film-film Hollywood. Namun baru kali inilah reboot memiliki makna yang sangat besar. Bukan tidak mungkin Marvel Comic akan melakukan ini lagi pada film-film superhero yang pernah mereka reboot.
Kehadiran tokoh-tokoh dari film Spider-Man lain, benar-benar sesuatu hal yang menakjubkan. Ini adalah nilai plus terbesar dari Spider-Man: No Way Home (2021). Saya rasa film ini layak untuk memperoleh nilai 4 dari skalam maksimum 5 yang artinya “Bagus”.